Bermula dari rumah bapak Ahnad Musta’in yang berada di dusun Karangan desa Donowarih kec. Karangploso Malang, ± 3 KM sebelah barat kecamatan Karangploso yang sejak tahun 1988 mengajarkan pada anak-anak usia sekolah untuk belajar membaca Al Qur’an dengan metode Baghdti (turutan) yang diikuiti oleh 5 orang santri dari sekitar rumah beliau.
Tahun demi tahun jumlah santri mulai berkembang, sementara metode pembelajaran Baghdati (turutan) nampaknya kurang diminati oleh para santri dan dirasa kurang efektif, karena anak-anak cenderung ingin yang serba instant, maka timbullah pemikiran bapak Ahnad Musta’in untuk mencari metode yang dianggap lebih cepat dan lebih mudah untuk dipaelajari.
Pada tahun 1997 dipilihlah metode pengajaran baru yang tela berkembang saat itu hingga saa ini yaitu metode Qiraati yang beliau peroleh dari hasil menmgikuti penataran dan pembinaan Qiraati di Ponpes Al Qur’an Nurul Huda Singosari dan juga belajar langsung kepada ustad Nur Ali Ustman selaku Koordinator Cabang Malang II.
Setelah, metode Qiraati diterapkan untuk mengajar para santri, ternyata hasilnya sangat memuaskan yakni para santri mampu membaca Al Qur’an sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat, anak usia 4-7 tahun telah mampu membaca Al Qur’an dengan lancar, baik, benar, dan bertajwid. Ini merupakan fenomena yang sangat membanggakan dan melegakan hati, sehingga masyrakat luas semakin tertarik untuk mempercayakan anaknya mengaji di rumah bapak Ahmad Musta’in.
Pada tahun 2001 jumlah santri meningkat drastis menjadi 60 santri, hal tersebut mengakibatkan daya tampung rumah bapak Ahmad Musta’in tidak memadai, maka timbullah cita-cita mendirikan TPQ beserta gedungnya. Untuk itu beliau mewaqofkan sebidang tanah berukuran 17 X 8 meter persegi untuk didirikan gedung TPQ tersebut.
Kamis, 29 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar